Penentuan Umur Simpan Produk Pangan
Perlakuan selamam
proses dan distribusi serta pengaruh kondisi lingkungan dapat
menyebabkan penurunan dan kerusakan produk pangan. Akibatnya makanan
tersebut tidak dapat diterima karena membahayakan konsumen,oleh karena
itu kinetika penurunan mutu sangat penting dala menentukan
evaluasipenentuan umur simpan suatu produk. Pemilihan model yang tepat
untuk menhyatakan penurunan mutu harus ditetapkan dulu dalam penentuan
umur simpan. Setelah itu ditetapkan parameter penyebab kerusukan fisik,
kimia dan mikrobiologis (Theodore and Labuza, 2000).
Beberapa metode yang digunakan untuk menentukan umur simpan produk makanan.
- Studi Literatur
Penetapan umur simpan dip[eroleh dari
literatur yang analog dengan produk tersebut. Berdasarkan asumsi bahwa
produk yang mempunyai proses produksi yang sama akan menghasilkan umur
simpan yang hampir sama.
- Turnover Time
Jangka waktu produk selama berada di rak
penjual sehingga konsumen memperkirakan sendiri berapa lama umur
simpannya. Ini tidak menunnjukkan umur simpan yang sebenarnya, tapi
hanya umur dimpan yang dibutuhkan. Ini diasumsikan bahwa produk masih
dapat diterima untuk beberapa waktu tertentu berada di penjual.
- End Point Study
Produk diambil secara random sampling
dari penjual eceran kemudia di tes di laboratorium untuk dianalisa
kualitasnya. Dari sinilah umur simpan dapat ditetapkan karena produk
sudah mengalami perlakuan selam penyimpanan dan penjualan.
- Acelerated Shelf Life Testing
Penerapan umur simpan dengan mempercepat
kerusakan produk yaitu dengan mengkondisikan produk di luar kondisi
normal dengan tujuan untuk menentukan laju reaksi kerusakannya. Setelah
laju reaksi penurunan mutu diketauhi, umur simpan dapat ditentukan
dengan persamaan kinetika reaksi (Robetson, 1993).
- Metode Konvensional
Metode ini dilakukan dengan menyimpan
produkpada tempat penyimpanan melalui uji organoleptik untuk mengetauhi
batas penerimaan panelis. Pengamatan dihentikan sampai perubahan yang
terjadi menunjukkan penurunan mutu sehingga produk tidak layak
dikomsumsi (Arpah dkk., 1999).
- Metode diagram Isohidrik, Isokronikdan Isokronik Penyimpanan
Metode ini digunakan untuk biji-bijian
dan serealia dengan menggambarkan diagram Isohidrik, Isotermik dan
Isokronik. Diagram-diagram tersebut dibuat hasil percobaan empiris yan
memerlukan waktu yang lama. Untiuk dapat membuat diagram tersebut harus
ditentukan dulu salah satu faktor mutu yang menjadi tolak ukur. Misalnya
susut bahan kering karena respirasi, kontaminasi jasad renik (kapang),
asam lemak bebas dan viabilitas benih (syarif dan Halid, 1993).
created by Ahmad Mahmudan Zuhry ITP-FTP 2006
Tidak ada komentar:
Posting Komentar