Kamis, 08 Maret 2012

PEMBUATAN TING-TING JAHE

PEMBUATAN TING-TING JAHE

Jahe (Zingiber officinale), merupakan tanaman rimpang yang sangat populer sebagai rempah-rempah dan bahan obat. Rimpangnya berbentuk jemari yang menggembung di ruas-ruas tengah. Rasa dominan pedas disebabkan senyawa keton bernama zingeron.
Manfaat jahe, berdasar sejumlah penelitian, antara lain:
  • Merangsang pelepasan hormon adrenalin
  • Memperlebar pembuluh darah, sehingga darah mengalir lebih cepat dan lancar. Tubuh pun menjadi lebih hangat, kerja jantung memompa darah lebih ringan. Akibatnya, tekanan darah menjadi turun.
  • Jahe mengandung dua enzim pencernaan yang penting. Pertama, protease yang berfungsi memecah protein. Kedua, lipase yang berfungsi memecah lemak. Kedua enzim ini membantu tubuh mencerna dan menyerap makanan.
Jahe sekurangnya mengandung 19 komponen bio-aktif yang berguna bagi tubuh. Komponen yang paling utama adalah gingerol yang bersifat antikoagulan, yaitu mencegah penggumpalan darah. Jadi mencegah tersumbatnya pembuluh darah, penyebab utama stroke, dan serangan jantung. Di balik rasanya yang pedas, jahe mengandung zat-zat yang berguna bagi tubuh manusia. Tak heran bila sejak lama Jahe juga banyak digunakan sebagai bahan olahan pangan, salah satunya pengolahan jahe menjadi permen (ting-ting).
Permen merupakan sebuah poduk yang sangat mudah kita jumpai. Cara pembuatan permen ada dua macam, yaitu cara modern dan tradisional. Beberapa tahun terakhir, industri permen modern di Indonesia berkembang sangat cepat yang ditandai dengan semakin banyaknya produk permen dengan bebagai merk. Produk permen sendiri terdiri dari beberapa jenis yaitu Hard candy seperti Kopiko, Hexos, Relaxa, Gulas, Tango, dll, Soft Candy misalnya Kino, Frutella, Mint, dsb, Jelly Candy seperti Yupi, dan jenis terakhir adalah Tabelt candy misalnya Frozz, Boom, dsb. Pada umumnya bahan tambahan perasa yang digunakan industri modern merupakan Flavour Artificial (perasa buatan / kimia) yang masih diimpor dari luar negeri.
Permen (ting-ting) tradisional biasanya memanfaatkan bahan-bahan alami sebagai penambah rasa misalnya jahe. Banyak konsumen yang masih menyukai cita rasa permen yang khas, natural, dan murah. Sehingga permen tradisonal merupakan salah satu peluang usaha yang masih terbuka lebar.
Cara pembuatan permen (ting-ting) jahe adalah sebagai berikut:
Alat-alat yang diperlukan :
  • Kompor
  • Panci teflon / wajan stainless
  • Pengaduk kayu
  • Parut
  • Gelas Ukur
  • Timbangan
  • Termometer • Gunting
  • Pisau Stainless
  • Baskom Plastik
  • Nampan Plastik
  • Kertas Minyak
  • Kantong Plastik
Bahan
  • Potongan jahe 50 kg
  • Tepung ketan 50 kg
  • Gula pasir 50 kg
  • Tepung maizena 5 kg
  • Garam 2 kg
  • Asam sitrat 2 kg
  • Kalium sorbet 200 gr
  • Kayu manis secukupnya
  • Mentega 10 kg
  • Air bersih 400 liter
  • Natrium benzoat 50 gr
  • Bahan bakar minyak 30 liter/ lpg
Proses pembuatan:
  • Buatlah cairan sari jahe.
  • Sangrai tepung ketan.
  • Buatlah larutan gula.
  • Campurkan sebagian tepung ketan yang telah di sangrai, tepung maizena, dan sebagian sari jahe (adonan A).
  • Campur sisa sari jahe dengan garam, kayu manis, mentega dan panaskan sampai mendidih (adonan B).
  • Adonan A yang sudah jadi di masukkan kedalam adonan B, di campur rata hingga matang (adonan C).
  • larutan gula, asam sitrat, natrium benzoat, kalium sorbat di campur dan di aduk rata (adonan D).
  • Masukkan adonan D di dalam adonan C dan aduk hingga rata dan angkat setelah adonan tercampur dan matang (adonan E).
  • Ambil sebagian sisa tepung ketan yang telah disangrai dan campurkan pada adonan E, sampai kekentalan dirasa cukup. Sisa tepung ketan yang lain bisa di pakai untuk taburan agar produk tidak lengket saat di kemas.
  • Pencetakan, ting-ting yang sudah jadi di tuang dalam loyang dengan ketebalan 0,5 cm-1 cm dan di dinginkan selama ±12 jam.
  • Pemotongan, produk yang telah didinginkan di potong sesuai selera.
  • Penaburan tepung, sisa tepung ketan di gunakan untuk di taburkan pada produk, agar saat pengemasan tidak lengket.
  • Pengemasan, pengemasan bertujuan untuk memperpanjang umur simpan dan memperindah penampakan produk.

PEMBUATAN KECAP AMPAS TAHU

PEMBUATAN KECAP AMPAS TAHU

Keberadaan ampas tahu di tanah air cukup melimpah, murah dan mudah didapat. Ampas tahu merupakan hasil ikutan dari proses pembuatan tahu yang banyak terdapat di Indonesia, khususnya di Pulau Jawa. Oleh karena itu untuk menghasilkan ampas tahu tidak terlepas dari proses pembuatan tahu.
Potensi ampas tahu di Indonesia cukup tinggi, kacang kedelai di Indonesia tercatat pada Tahun 1999 sebanyak 1.306.253 ton, sedangkan Jawa Barat sebanyak 85.988 ton. Bila 50% kacang kedelai tersebut digunakan untuk membuat tahu dan konversi kacang kedelai menjadi ampas tahu sebesar 100-112%, maka jumlah ampas tahu tercatat 731.501,5 ton secara nasional dan 48.153 ton di Jawa Barat.
Ampas ini biasanya dimanfaatkan untuk pakan ternak dan sebagian lainnya digunakan oleh beberapa masyarakat perdesaan untuk diolah menjadi bahan pembuat tempe gembus. Potensi ampas tahu cukup menjanjikan sebagai bahan makanan.
Ditinjau dari komposisi kimianya ampas tahu dapat digunakan sebagai sumber protein. Mengingat kandungan protein dan lemak pada ampas tahu yang tinggi yaitu protein 8,66%; lemak 3,79%; air 51,63% dan abu 1,21%, maka sangat memungkinkan ampas tahu dapat diolah menjadi bahan makanan yang beragam variasinya. Sebagai gagasan ampas tahu dapat dimanfaatkan menjadi kecap yang bernilai tambah lebih tinggi.
Ampas (sisa) padat pengolahan tahu dapat diolah menjadi kecap. Cara pengolahannya sama dengan pengolahan kecap kedelai. Kecap yang dihasilkan dari ampas tahu sulit dibedakan aroma, rasa, dan warnanya dari kecap kedelai. Sehingga usaha ini cocok untuk usaha kecil berskala rumah tangga. Mau tahu cara pembuatan kecap dari ampas tahu? Berikut ini adalah cara pembuatan kecap dari ampas tahu.
Bahan
  • Ampas tahu
  • Garam.
  • Laru tempe.
  • Bumbu-bumbu.
  • Tapioka.
Peralatan
  • Wadah perendam.
  • Pengukus
  • Wadah fermentasi.
  • Tampah
  • Kompor
  • Kain penyaring
  • Botol
  • Alat penutup botol.
Cara Pembuatan
  • Penyiapan ampas tahu. Ampas tahu direndam dengan air bersih selama 12 jam. Setelah itu bahan dipres dengan alat pres sehingga airnya keluar. Ampas yang telah berkurang airnya dikukus selama 60 menit, kemudian didinginkan di atas tampah sampai suam-suam kuku.
  • Fermentasi menjadi tempe gembus. Ampas ditaburi laru tempe (1 gram untuk 1 kg ampas), dan diaduk-aduk sampai rata. Setelah itu ampas dihamparkan di atas tampah setebal 2 cm dan ditutup dengan daun pisang. Tampah diletakkan diatas para-para yang terhindar dari serangga dan cahaya matahari langsung selama 4-5 hari sampai kapang cukup tebal menutupi tempe gembus.
  • Penjemuran tempe gembus. Tempe gembus dipotong-potong 0,5 x 0,5 x 0,5 cm, kemudian dijemur atau dikeringkandengan alat pengering sampai kering (kadar air dibawah 12 %).
  • Penyiapan larutan garam 20%. Untuk mendapatkan 1 liter larutan garam 20% dilakukan dengan cara berikut. Garam sebanyak 200 gram ditambah dengan air sedikit demi sedikit sambil diaduk, sampai volumenya menjadi 1 liter.
  • Fermentasi garam. Butiran tempe yang telah kering dimasukkan ke dalam larutan garam. Tiap 1 kg butiran tempe kering membutuhkan 3 liter larutan garam. Perendaman dilakukan di dalam wadah perendam selama 10-15 minggu. Pada siang hari manakala langit tidak tertutup awan, atau tidak hujan, wadah dipindahkan ke udara terbuka , dan penutup wadah dibuka.
  • Ekstraksi kecap mentah. Hasil fermentasi disaring dengan kain saring. Ampas diperas dengan kain saring atau dipres dengan mesin pres. Cairan kental hasil penyaringan dan pemerasan/ pres disatukan. Cairan ini disebut dengan kecap mentah. Selanjutnya kecap mentah ditambah dengan air. Tiap 1 liter kecap mentah ditambah dengan 1 liter air.
  • Penyiapan bumbu.
    • Keluwak, dan lengkuas digiling sampai halus,
    • Gula merah disayat, kemudian digiling sampai halus, dan
    • Sereh dipukul-pukul sampai memar.
  • Pembumbuan dan pemasakan kecap manis. Cairan kecap dipindahkan ke panci, kemudian ditambahkan keluwak, lengkuas, sereh, daun salam. Kecap dipanaskan sampai mendidih. Kecap yang masih panas disaring dengan kain saring. Bahan-bahan yang tertinggal di kain saring dibuang. Setelah itu, kecap ditambah dengan gula merah diaduk-aduk sampai seluruh gula larut. Setiap 1 liter kecap ditambh dengan 750 gram gula merah. Kecap ini disaring kembali.
  • Pengentalan. Kecap yang telah dingin ditambah dengan tepung tapioka. Setiap 1 liter kecap ditambah dengan 20 gram tapioka dan diaduk sampai rata. Setelah itu kecap ini dipanaskan sampai mendidih sambil diaduk- aduk.
  • Penambahan pengawet. Sebelum kecap diangkat dari api, natrium benzoate ditambahkan sebanyak 1 gram untuk setiap 1 liter kecap.
  • Pembotolan. Kecap yang telah dingin dikemas di dalam botol, kemudian ditutup rapat dan diberi label.

Tidak ada komentar: