Arang Aktif Tempurung Kelapa
Pendahuluan
Pemanfaatan buah
kelapa umumnya hanya daging buahnya saja untuk dijadikan kopra, minyak
dan santan untuk keperluan rumah tangga, sedangkan hasil sampingan
lainnya seperti tempurung kelapa belum begitu banyak dimanfaatkan.
Penggunaan tempurung kelapa, sebagian kecil sebagai bahan bakar untuk
keperluan rumah tangga, pengasapan kopra, dan lain-lain. (Anonymous,
2010a).
Sedangkan bobot
tempurung mencapai 12 % dari bobot buah kelapa. Dengan demikian, apabila
secara rata-rata produksi buah kelapa per tahun adalah sebesar
200.686,7 ton, maka berarti terdapat sekitar 24.082,404 ton tempurung
yang dihasilkan. Potensi produksi tempurung yang sedemikian besar
tersebut belum dimanfaatkan sepenuhnya untuk kegiatan produktif yang
dapat meningkatkan nilai tambah, sekaligus meningkatkan kesejahteraan
petani kelapa (Anonymous, 2010b).
Salah satu produk
yang bemilai ekonomi yang dibuat dan tempurung kelapa adalah arang
aktif. Pembuatan arang aktif belum banyak yang melakukannya, padahal
potensi bahan baku, dan penggunaan dan arang aktif ini serta potensi
pasar cukup besar. Arang aktif dapat dibuat dan bahan yang mengandung
karbon baik organik atau anorganik, tetapi yang biasa beredar di pasaran
berasal dan tempurung kelapa, kayu, dan batubara. Rendemen arang aktif
dari tempurung kelapa sekitar 25% dan tar 6% (Anonymous, 2010a).
Arang aktif
Definisi arang aktif ( activated carbon )
berdasarkan pada pola strukturnya adalah suatu bahan yang berupa karbon
amorf yang sebagian besar terdiri dari karbon bebas serta memiliki
permukaan dalam sehingga memiliki daya serap yang tinggi (Alfathoni,
2002).
Arang aktif adalah
bentuk arang yang telah diaktifakan dengan menggunakan gas CO2, uap air,
atau bahan-bahan kimia. Arang aktif dari tempurung kelapa mempunyai
keunggulan dari bahan lain seperi sekam padi, tongkol jagung yaitu
kemampuanya dalam menyerap warna maupun aroma (Anoymous, 2002).
Fungsi Arang Aktif
Saat ini, arang aktif
telah digunakan secara luas dalam industri kimia, makanan/minuman dan
farmasi. Pada umumnya arang aktif digunakan sebagai bahan penyerap, dan
penjernih. Dalam jumlah kecil digunakan juga sebagai katalisator (lihat
tabel 1) (Anonymous, 2010a).
Maksud/Tujuan
|
Pemakaian
|
|||||||||||||||||||||||||||||||||||
|
Standar mutu arang aktif
Menurut Standard Industri Indonesia (SII No. 0258-79) persyaratan arang aktif adalah sebagai berikut (Anonymous, 2010a):
Jenis Uji |
Satuan
|
Persyaratan
|
1. Bagian yang hilang pada pemanasan 950°C |
%
|
Maksimum 15
|
2. Air |
%
|
Maksimum 10
|
3. Abu |
%
|
Maksimum 2,5
|
4. Bagian yang tidak mengarang |
%
|
Tidak ternyata
|
5. Daya serap terhadap larutan I2 |
%
|
Maksimum 20
|
Prospek Arang Aktif
Bahan baku ( raw materials ) untuk memproduksi arang aktif di Indonesia tersedia sangat melimpah dan dapat diperbaharui ( renewable)
, berupa limbah serbuk gergaji, limbah potongan-potongan kayu, limbah
industri CPO kelapa sawit, tempurung kelapa, tanaman kayu hutan, aspal
muda ( bitumen ) dan lain lain (Anonymous, 2010b).
Tanaman kelapa yang
saat ini sedang lesu, dengan membaiknya harga tempurung kelapa karena
terserap sebagai bahan baku arang aktif akan dapat mendorong petani
untuk budidaya tanaman kelapa. Mendorong investor untuk budidaya hutan
tanaman industri,untuk merealisasikan budidaya ini harus melibatkan
petani-petani. Keikut sertaan petani-petani diharapkan akan dapat
membantu pendapatan dan kesejahteraan mereka sehingga kemandirian dan
daya beli sebagian besar rakyat Indonesia cukup tangguh,tanpa
menggantungkan diri pada subsidi dari pemerintah, negarapun akan menjadi
semakin kokoh karena tak terbebani oleh subsidi. Tingginya nilai tambah
sehingga akan memberikan profit yang tinggi dan menambah devisa
nasional (Anonymous, 2010b).
Permintaan arang
briket di Sulawesi Tengah dari salah satu perusahaan eksportir adalah
sebesar 1.800 ton per tahun. Peluang permintaan sebenarnya lebih besar
apabila arang briket tersebut dipasarkan ke berbagai industri arang
aktif di Jakarta, Surabaya dan beberapa daerah lainnya. Disamping
permintaan di dalam negeri, arang juga dapat memenuhi permintaan luar
negeri (ekspor) (Anonymous, 2010b).
Pada tahun 2003
ekspor arang briket sebesar 26.360,6 ton dengan nilai US$ 4.699.147,
sementara pada tahun 2004 sampai dengan bulan Maret 2004 mencapai
3.742,232 ton senilai US$ 716.270. Hal ini memperlihatkan bahwa arang
briket masih memiliki prospek ekspor yang bagus. Fenomena ini
menggambarkan bahwa pasar arang briket baik di dalam negeri maupun di
luar negeri masih terbuka lebar. Negara-negara tujuan ekspor utama arang
briket adalah Jepang, Korea Selatan, Taiwan, Malaysia, Norwegia,
Inggris, Perancis, Jerman, RRC, Uni Emirat Arab dan Srilangka
(Anonymous, 2010b).
Pemilihan Bahan Baku
Untuk mendapatkan rendemen yang tinggi dan
kulitas arang yang baik dalam pemilihan bahan baku beberapa hal harus
diperhatika (Anonymous, 2010c)
-
Bentuk dan ukuran, dan kualitas tempurung kelapa harus diperhatikan ketika membuat karbon aktif. Tempurung kelapa yang akan dijadikan bahan pembuat karbon aktif, sebaiknya bebentuk setengah atau seperempat ukuran tempurung. Jika ukurannya terlalu hancur, maka tempurung itu kurang baik dijadikan bahan pembuat karbon aktif.
-
Dari segi kualitas, tempurung kelapa yang memenuhi syarat dijadikan bahan karbon aktif adalah kelapa yang benar-benar tua hingga warnanya hitam mengkilap dan keras.
-
Tempurung yang dijadikan bahan pembuat karbon aktif umumnya dari kelapa yang dijadikan kopra. Batok kelapa yang dihasilkan merupakan belahan dua dari satu buah kelapa utuh. Untuk membuat karbon aktif yang benar-benar berkualitas, tempurung harus bersih dan terpisah dari sabutnya.
-
Tempurung kelapa yang digunakan dipilih yang sudah tua, kayunya keras, berkadar air rendah
Pembuatan arang aktif dari tempurung kelapa terdiri dari 2 tahapan, yaitu :
I. Pembuatan arang dari tempurung kelapa
Tahap pembuatan arang dari tempurung
kelapa meliputi pembersihan tempurung kelapa dari bahan-bahan lain
seperti sabut atau tanah, pengeringan di bawah sinar matahari dan
pembakaran tempurung pada suhu 300-500ºC selama 3-5 jam (Anonymous,
2002).
Cara pembuatan(Anonymous, 2010a):
Cara pembuatan(Anonymous, 2010a):
1. Tungku pengarangan dibuat dari drum
minyak tanah. Bagian drum yang tidak berlobang dipotong sekelilingnya
dan dipisahkan. Tutup yang ada lubangnya ditambah dua lubang lagi dengan
ukuran 2 x 2,5 inci.
2. Waktu pengarangan, drum diletakkan
diatas dua buah pipa dengan bagian yang ada lubangnya berada dibawah.
Sebelum pengarangan, pada lantai drum diberi bahan bakar seperti daun
kering, jerami, sabut kelapa secara merata atau menggunakan minyak tanah
sebagai bahan bakarnya, dengan pertolongan alat brander.
3. Tempurung kelapa disusun tegak atau vertical didalam drum. Api dinyalakan, lubang-lubang udara dibiarkan terbuka.Selama karbonisasi (pengarang) perlu diperhatikan asap yang terbentuk :
-
Jika asap tebal dan putih, berarti tempurung sedang mongering.
-
Jika asap tebal dan kuning, berarti pengkarbonan sedang berlangsung. Pada fase ini sebaiknya tungku ditutup dengan maksud agar oksigen pada ruang pengarangan serendah-rendahnya sehingga diperoleh hasil arang yang baik. Untuk pengaturan udara di dalam tungku bias diatur dengan melepaskan atau memasang pipa dibawah drum.
-
Jika asap semakin menipis dan berwarna biru, berarti pengarangan hampir selesai. Kemudian drum dibalik dan proses pembakaran selesai.
-
Tunggu sampai arang menjadi dingin. Setelah dingin arang bisa di bongkar.
II. Proses pembuatan arang aktif dari arang
Ada 2 cara pengaktifan arang, yaitu:-
Destilasi kering yaitu pembakaran tanpa adanya oksigen pada temperatur tinggi. Untuk kegiatan ini dibutuhkan prototype tungku aktivasi (alat destilasi) yang merupakan kisi-kisi tempat arang yang diaktifkan dengan kapasitas 250 kg arang. Proses aktivasi dilakukan hanya dengan mengontrol temperatur selama waktu tertentu. Alat-alat yang digunakan untuk pembuatan arang aktif adalah tungku aktivasi atau alat destilasi lengkap dengan alat pendingin dan penampung destilat, penggiling, dan ayakan 100 mesh (Anonymous, 2010a).Tahap yang dilakukan yaitu:
-
Arang dimasukkan ke dalam tungku (aktivasi), kemudian ditutup rapat sampai tidak terdapat kebocoran.
-
Hubungan pipa pengeluaran hasil suling dari tungku aktivasi dengan pendingin yang ujungnya dicelupkan kedalam air. Tujuannya adalah agar oksigen tidak masuk kedalam tungku aktivasi sewaktu dilakukan pendinginan dan sekaligus menampung hasil sulingnya (destilat).
-
Pasang thermocouple untuk mengamati temperatur selama proses aktivasi berlangsung.
-
Air pendingin dialirkan, kemudian dilakukan pembakaran dengan menggunakan minyak tanah yang disemprotkan. Mula-mula dengan api kecil, kemudian api dibesarkan dengan jalan menambah bahan bakar dan menaikkan tekanan kompresor.
-
Lakukan pengamatan terhadap kerja dari tungku aktivasi dengan mengamati kenaikan temperatur. Temperatur selama proses sekitar 600°C apabila temperatur telah mencapai 600°C dan juga terlihat pada ujung pendingin tidak adanya tar (cairan berwarna coklat) yang keluar, ditandai dengan adanya gelembung air, maka pembakaran dipertahankan selama 3 jam. Setelah waktu tersebut proses telah selesai.
-
Api dimatikan dan tungku aktivasi (alat destilasi) dibiarkan masih tertutup dan sampai dingin. Setelah dingin tungku dibuka dan arang yang telah diaktifkan dikeluarkan. Lakukan penggilingan untuk mendapatkan partikel yang lebih halus, kemudian diayak dan dikemas.
-
Perendaman dengan CaCl2 atau ZnCl2Tahap yang dilakukan antara lain (Anonymous, 2002):
- Arang hasil pembakaran direndam dengan CaCl2 atau ZnCl2 25% selama 12 sampai 18 jam untuk menjadi arang aktif
- Dilakukan pencucian dengan air suling hingga kotoran atau bahan lainnya dapat dipisahkan
- Arang dihamparkan pada rak dengan suhu kamar
- Dikeringkan dalam oven suhu 110ºC selama 3 jam
- Arang aktif ditumbuk atau dihaluskan hingga tercapai ukuran 100 mesh (sebesar gula pasir)
- Arang aktif siap dikemas dalam plastik
1 komentar:
bentuk tanur atau tungku pengaktifannya gmn.?
Saya juga lagi belajar mengktifkan arang tempurung menjadi karbon aaktif, apa bapak punya info atau gambaran mengenai tungku pengaktifannya.?. Joersalam@gmail.com
Posting Komentar